PIKET HARIAN,. yaa….!!
Itulah
salah satu aktifitas yang saya lakukan selama beberapa hari berada di
Kec Banda Alam, tepatnya di Kab Aceh Timur. Disini kami dibagi dalam 7
kelompok, dalam setiap kelompok piket masing-masing perindividu
mengerjakan apa yang semampunya ia kerjakan, saya tidak terlalu
memfokuskan pekerjaan apa yang seharusnya teman-teman lakukan dalam
melaksanakan PIKET harian tersebut. Tapi pada dasarnya suatu pekerjaan
itu apabila dilakuakan dengan sungguh-sungguh dan dengan ketulusan hati,
maka hasil tersebut akan menjadikan sebuah prestasi yang berharga bagi
saya dalam melakukan sebuah pekerjaan, karena bagi saya hidup dalam
suatu kelompok sama halnya hidup dalam suatu keluarga yang sering kami
sebut sebagai Keluarga GARUDA 2. Sempat teringat dengan apa yang pernah
diucapkan oleh Koordinator titik 2 (Sony Prayogi), beliau sempat
mengatakan bahwa “Hari ini kalian melayani mereka dan suatu saat kalian
akan dilayani oleh mereka” kata-kata itu selalu terbayang di benak saya.
Namun
pada hari itu (2/7) tepatnya sehari sebelum kepulangan kami ke Banda
Aceh, saya mendapatkan giliran piket untuk hari terakhir selama kami
berada didaerah tersebut, awalnya saya merasa inilah salah satu bentuk
tanggung jawab saya untuk membalas kebaikan para relawan-relawan garuda 2
yang sebelumnya telah lebih dahulu melakukan pekerjaan itu.
Tidak
terasa haripun mulai berganti dengan malam, disaat itu saya dan
teman-teman relawan garuda 2 bergegas untuk kembali ketempat penginapan
yang tidak terlalu jauh dari tempat kami melakukan kegiatan bakti
sosial, ketika sesampainya kami di tempat penginapan, saya langsung
dihampiri oleh rekan saya yang kebetulan beliau satu kelompok piket
dengan saya namanya abdul, dan dia langsung menghapiri saya sembari
berkata:
“bg, ada telpon ni dari ibu-ibu (relawan wanita),
mereka mengatakan kalau nasi untuk makam malam belum juga masak
demikian juga dengan lauk-pauknya, hampir satu jam mereka menunggu
tetapi nasinya belum juga matang-matang. Jadi gimana ni bg..?
lalu
saya menjawab dengan hati yang sedikit kecewa, “loh, kok bisa
sedemikian.? bukannya ibu-ibu relawan itu pintar masak.? J lalu teman
saya mengatakan, “itulah bg, sayapun kurang tau juga.!! coba abang yang
langsung ngomong aja sama mereka,” dan kemudian sayapun langsung
menghubungi ibu-ibunya dengan menggunakan alat komunikasi (HP).
“halo.. ini saya naldy (nama disamarkan), tadi kata teman saya nasinya belum juga masak ya..?
dijawab oleh ibu-ibunya
“ia
pak, udah lama sekali ni kami nungguin tapi belum juga matang, jadi
gimana ni pak.? dengan suara yang sedikit kurang PD (pura-pura demam),
“ya, sayapun kurang tau juga, emang cara masaknya gimana sih..?
“dimasak diatas kompor, paaak..!!”
kemudian ibu-ibunya menyuruh saya untuk mengambil baskom dan kompor ketempat mereka..
Setelah
peristiwa tersebut, menjelang beberapa menit kemudian kembali lagi
peristiwa yang satu ini tidak akan pernah sakalipun saya lupakan.
Mau tau apa ceritanya..??
Jadi seperti ini..
Kembali lagi keteman saya yang tadi, dengan semangat yang mengandalkan perut kosong dan wajah yang sedikit
kusam,
dia langsung menghampiri saya, ketika itu saya baru saja siap
melaksanakan sebuah kewajiban saya sebagai seorang muslim sejati (tidak
perlu disebutkan).
“bang, kata ibu-ibunya kita disuruh
kesana dengan mengambil beberapa baskom yang ada disini” kemudian saya
menjawab “untuk apa..? kan nasinya belum juga masak.,”
“saya gak tau bang, katanya disuruh aja kesana.” lalu kamipun bergegas ketempat mereka.
sesampainya
disana kami berdua langsung menjumpai ibu-ibunya yang saat itu kami
melihat mereka sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang sedikit
kekanak-kanakan, maklum saja mereka diinapkan dikomplek persekolahan
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
sayapun mulai membuka pertanyaan..
“emm, bu’ ini baskomnya”
lalu kemudian salah satu dari mereka menghapiri kami dengan inisial namanya saya singkat (IK) yang jelas dia dari divisi PEMAS,
“oh iya, mau ambil apa..? lalu saya pun mulai berfikir “tadi mereka menyuruh kami kesini, tapi kok nanyak lagi ya,!! (bingung).”
saya menjawab “katanya ada yang mau di kasih.”
lalu diapun teringat dengan sesuatu, “tunggu sebentar saya mau ambil kedalam rumah,”
tidak
lama kemudian terlihat si inisial IK tersebut membawa baskom keluar
halaman rumah yang berisikan sesuatu, lalu dia memberikan kepada saya.
dengan seketika saya sempat terkejut dan mulai bertanya-tanya dengan apa
yang ada didalam basakom hitam itu.
dalam hati saya berbicara, “ini BUBUR atau TOGE..? kok kelihatannya aneh seperti ini,.”
yang
saya maksud adalah isi dari baskom tersebut. ternyata kacang hijau yang
dijadikan toge lalu kemudian di bubur oleh ibu-ibunya. Dengan demikian
saya berinama “BURTOG” alias “BUBUR TOGE”
kemudian saya
bertanya kepada si IK tersebut, “bu, buburnya kok berkecamba..? (dengan
sedikit melakukan atraksi senyum kira-kira ½ cm)J
lalu dijawab dengan nada yang sedikit agak tinggi
“jangan
lihat dari fisiknya, lihat dari rasanya, karna lidah tak pernah bohong”
(sembari berjalan dengan wajah yang agak sedikit cemberut)L
lalu
saya mengatakan kepada teman saya, “ini bubur aneh ya, kok bisa
berekor..? ekornya imut-imut lagi,” dan teman sayapun mulai menampakkan
senyuman laparnya yang dari tadi sama-sama kami tidak merasakannya lagi.
setelah itu dengan wajah yang sedikit agak kecewa kami mulai
melangkahkan kaki untuk menuju ke tempat penginapan tadi.
Dan
mulai saat itu dengan resmi saya mengatakan bahwa sebuah kreatifitas
yang pernah saya temukan selama saya berada di dunia, yang pelopor
utamanya siapa lagi kalau bukan ibu-ibu Relawan Garuda 2 khususnya di
Titik 2. : JJ :
...sekian...
Cerita ini merupakan bentuk dari sebuah kenangan hidup yang indah ketika nantinya saya menjadi orang yang sukses, Amien...
Banda Alam, 2 Juli 2012
Relawan/Panitia Garuda 2
Titik II
Rinaldy Amonanda Saputra
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kementerian Sosmas Unsyiah
Home »
» BUBUR TOGE ALA RELAWAN GARUDA 2
Posting Komentar
Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan. Atau di kosongkan juga tidak ada masalah.